Perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi yang sangat cepat membawa dampak yang sangat besar
baik untuk kehidupan individu maupun masyarakat sosial. Salah satu dampak
positifnya adalah terbukanya peluang lapangan kerja seiring kebutuhan
masyarakat dan negara akan tetapi dampak negatif yang sejalan dengan hal
tersebut adalah mulai tergesernya pola kehidupan yang berdasarkan kearifan dan
budaya lokal oleh budaya baru yang kadang dipaksakan dan tak sejalan bertentangan
dengan akar budaya masyarakat yang ada.
Sekolah adalah sebuah
lembaga yang salah satu fungsinya memelihara dan melindungi norma dan nilai
kehidupan yang ada di masyarakat dan juga mempersiapkan anak didiknya dalam
menyongsong masa depan mereka untuk kehidupan yang lebih baik. Tren yang yang
mengikuti dan menjawab perkembangan ini adalah sekolah yang berbasis kejuruan
dimana para peserta didik dengan kurikulum yang telah disesuaikan dipersiapkan
untuk menjadi lulusan yang siap pakai dalam dunia kerja. Tak ayal platform ini
yang menjadikan nilai jual yang sangat luarbiasa sehingga indeks serapan calon
siswa yang memilih masuk ke sekolah berplatform kejuruan ini naik drastis baik
yang berstatus negeri maupun swasta. Bahkan tak jarang di Sekolah Menengah
Kejuruan favorit para orang tua calon peserta didik rela antri untuk
menghantarkan putra – putri mereka untuk menempati satu kursi, tak jarang
diantara mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkanya. Hal tersebut tak
lepas dari peran kesuksesan pemerintah dalam hal ini adalah dinas pendidikan
dalam mempromosikan secara langsung melalui media cetak maupun elektronik.
Sementara dampak
globalisasi yang mengikis nilai – nilai luhur kehidupan bangsa semakin
meresahkan para orang tua. Tekhnologi komunikasi, komputer dan internet semakin
mendekatkan para remaja dengan pornografi, seks bebas, narkotika, dan lainya. Dan
ironisnya ialah hal – hal tersebut sudah dianggap wajar, tak ayal hal ini menimbulkan
para orang tua berfikir ulang dalam membentengi anak – anak mereka terutama
dalam memilih sekolah. Hal ini memberikan ruang untuk eksis dan berkembangnya lembaga
pendidikan yang berbasis keagamaan, diantaranya adalah Madrasah.
Madrasah dalam hal ini
tak lepas dengan pendidikan islam menurut Prof. DR. Azyumardi Azra, MA dalam
Pendidikan Islam Tradisi dan Moderenisasi Menuju Milenium baru, secara umum
pendidikan islam muncul dan berkembang seiring dengan kelahiran islam itu
sendiri sedangkan di Indonesia madrasah telah ada sejak abad ke 13 seiring
kedatangan dan perkembangan islam di Indonesia yang di bawa oleh para ulama dan
pedagang dari Gujarat india dan timur tengah.
Salah satu tujuan
pendirian madrasah adalah mengantarkan para peserta didik menjadi generasi yang
berakhlakul karimah mampu membedakan yang haq dan bathil sesuai dengan syariat
islam. Hal tersebut ditujukan Agar para siswa mampu bertahan dari gempuran
gelombang dampak negative globalisasi dan bisa memfilter gencarnya arus
informasi yang hampir tanpa batas tanpa ada batasan ruang dan waktu. Falsafah
inilah yang membuat Madrasah khususnya Madrasah Aliyyah tetap stabil dan eksis
dalam setiap penerimaan calon peserta didik baru hingga sekarang. Faktor
kepercayaan dan ekpektasi yang tinggi diberikan oleh para orang tua peserta
didik agar putra – putri mereka mempunyai bekal pengetahuan agama yang membuat
lembaga pendidikan ini mempunyai unique
selling point dalam masyarakat.
Menyusul program
pemerintah yang memperkuat porsi sekolah menengah kejuruan sebesar 70%
dibanding dengan sekolah umum setingkat sebanyak 30% Kementrian agama mulai
mengembangkan Madrasah Aliyyah berbasis kejuruan. Kepala seksi Madrasah dan
Pendidikan Agama (MAPENDA) Kemenag Kota semarang Nu Mustamaji mengakui
keputusan pemerintah tersebut sedikit banyak akan berpengaruh pada minat masyarakat
untuk bersekolah di MA, untuk menghindari hal tersebut terobosan yang
dilakukanya adalah membuka Madrasah Kejuruan baru maupun mengubah Madrasah umum
menjadi Madrasah Aliyah Kejuruan. Madrasah
aliyah kejuruan (MAK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan
formal dalam binaan Kementerian Agama Republik Indonesia yang menyelenggarakan
pendidikan kejuruan dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan
menengah sebagai lanjutan dari Madrasah Aliyah atau bentuk lain yang
sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara Sekolah
Menengah Umum (SMU) atau Madrasah Aliyah.
Sebernarnya Madrasah Aliyyah sudah
mendapatkan ruang atau tempat tersendiri di masyarakat. Madrasah Aliyyah adalah
lembaga pendidikan yang dalam pelaksanaanya mengutamakan pendidikan Akhlak untuk
para peserta didiknya. Pendidikan akhlak sendiri menjadi bagian terpenting
dalam pembangunan dan pembinaaan karakter dan moral bangsa. Untuk membawa
Indonesia menjadi lebih baik bukan hanya ketrampilan dan penguasaan tekhnologi
tapi juga kedewasaan moral untuk membedakan yang baik dan bathil.
Besar harapan dari
semua pihak terhadap pendirian Madrasah Aliyah Kejuruan bukan hanya sekedar
mengikuti tren masayarakat tetapi lebih di dasarkan pada kebutuhan masyarakat
akan lulusan yang siap pakai tetapi juga berakhlakul karimah. Arip Rohman @ariprohma